tulisan

Jumat, 28 Oktober 2011

Manusia dan Penderitaan

Nama  : Amy Prihartini
Kelas  : 1PA09
NPM   : 10511680

*      Makna Penderitaan
Penderitaan dari kata derita. Kata derita berasal dari kata sansekerta artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Yang termasuk penderitaan antara lain : keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan sebagainya. Berbagai kasus penderitaan terdapat kedalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Dalam kehidupan, penderitaan manusia telah menjadi salah satu gagasan atau tema karya filsafat atau karya seni sepanjang zaman. Penderitaan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena setiap orang akan atau pernah mengalami penderitaan.
     Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti telah mempelajari    sikap, nilai, harga diri, ketamakan, kesombongan orang dan lain-lain. Itu semua bermanfaat untuk mempelajari dan memperluas persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang mempelajarinya. Karena penderitaan datang dari Tuhan dan kita sebagai manusia tidak dapat menolaknya.

*      Makna Siksaan
Membahas tentang siksaan, jadi terbayang tentang neraka dan dosa kita kepada Tuhan. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakan tentang siksaan ini. Masih terbayang tentang siksaan di benak kita sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan mungkin dapat mendirikan buluk kuduk kita. Siksaan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena setiap manusia pernah atau akan menjalani siksaan. Siksaan manusia dapat menimbulkan kreativitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang meyaksikkan baik langsung atau tidak langsung. Siksaan manusia yang dialami di dunia ini adalah sisksaan yang berupa siksaan hati, penyakit, siksaan batin, dan siksaan badan oleh orang lain. Bahkan sisksaan tersebut banyak yang difilemkan dan dibuat sebuah novel, dan kita dapat mengambil hikmahnya, karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal perikemanusiaan.

*      Makna Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit. Misalnya sakit cinta akibatnya hati selalu dirundung rasa ingin ketemu orang yang dicintainya. Segala macam rasa sakit yang di derita manusia tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya, karena setiap orang mengalami rasa sakit. Rasa sakit atau penyakit dapat menimbulkan daya kreativitas manusia, karena banyak hasil seni budayanya seperti : cerpen, novel, film, ataupun seni fotoyang mengungkapkan berbagai rasa sakit.
Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain penderita dapat mendekatkan diri kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihanterhadap penderita, dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa sosial, dan dermawan.
*      Upaya Menghindarkan Diri dari Penderitaan

      Menurut Huijbers hidup objektif mempunyai peranan penting dalam menentukan tujuan hidup, dalam mengejarnya, dalam menghayatinya. Hidup efektif atau perasaan justru menjadi motor yang kuat untuk mengembangkan suatu hidup yang sesuai dengan tujuan hidup. Perkembangan hidup manusia terjalin dengan eratnya dengan hidup emosionalnya. Bila hidup emosionalnya baik, kemungkinan besar hidupnya sebagai keseluruhan akan baik juga.
      Perilaku manusia untuk sebagian besar merupakan pancaran perilaku yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu perilaku manusia tidak pernah beku, dapat selalu berubah, dan dapat berbeda-beda dari satu individu ke individu yang lain dan dari satu saat ke saat yang lain. Dalam proses pembentukan kepribadian ini faktor elkulturasi dan sosialisasi memegang peranan yang penting. Manusia sejak lahir harus mempelajari cara-cara bagaimana supaya ia dapat mengatasi berbagai soal yang dihadapinya. Manusia yang berkepribadian psikologis yang sehat dalam arti selalu berada dalam kondisi harmonis, stabil dan sabar yang telah dibentuk sejak awal perkembangannya itu seharusnya tetap dibina sampai akhir hayatnya.

Sumber : buku Ilmu Budaya Dasar Drs.Joko Tri Prasetya penerbit rineka cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar