tulisan

Jumat, 28 Juni 2013

Pekerjaan, waktu luang dan self directed changes

A.   Pekerjaan dan waktu luang
1.     Mengubah sikap terhadap pekerjaan
Ø  Mendefinisikan nilai pekerjaan :
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
Ø  Apa yang dicari dalam pekerjaan :
Yang dicari dalam pekerjaan adalah dimana bagian dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses terwujudnya suatu yang besar. Kalian mungkin berkata bahwa apa yang orang cari pada pekerjaan itu semuanya tergantung pada kemauan orang itu sendiri dan ada beberapa fakta mengenai ini. Tapi Daniel Yankelovich menemukan sebuah consensus yang berharga dari jawaban atas pertanyaan yang menyilang terhadap para pekerja termasuk kerah-bur dan kerah-putih dan para professional. Dua frekuensi tertinggi memberikan respon “ kerja itu menarik” dan memiliki “ rekan kerja yang ramah tamah” dengan masing-masing responden memberikan 70% pendapat dari pada pekerja. Di ikuti dengan 2 tambahan jawaban dalam melakukan pekerjaan yang berarti disebut sebagai “kesempatan untuk menggunakan pikiran anda” dan “ hasil kerja yang anda bisa lihat”- memberikan 65-62% dari masing-masing pendapat para pekerja. Sementara upah yang bagus berada di urutan ke-5 dari peringkat “ yang diberikan oleh 62% pekerja). Pekerja berkerah-biru memberi banyak tekanan pada uang. Dan para professional memberi sedikit tekanan pada uang, dengan pekerja berkerah-putih berada diantara keduanya.
Ø  fungsi psikologis dari pekerjaan :
Fungsi psikologis dalam pekerjaan yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajari keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja, menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka. Kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)

2.    Menjelaskan fase-fase dalam pekerjaan
Fase-fase dalam pekejaan adalah Orang denderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana seiring kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja untuk IBM” atau “ saya seorang psikolog”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan, pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.

3.    Menjelaskan hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok
Ø  Karakteristik pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah memilih ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah sebuah gabungan unik dari sifat pribadi, ketertarikan, keahlian dan harga. Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Apa yang paling membuat anda tertarik. data atau sesuatu? pelajaran apa yang paling anda sukai di sekolah? Kegiatan Ekstrakurikuler apa yang anda sukai? Bagaimana dengan kerja paruh waktu? Coba temukan mengenai apa pekerjaan tersebut yang membuat mereka tertarik kepada anda. Apakah itu kegiatanya sendiri? Atau karena ada orang-orang didalamnya?
Bagaimana dengan kemampuan anda? Apa pekerjaan terbaik yang anda bisa lakukan? yang paling anda kuasai? tidak peduli berapa banyak kemampuan yang anda miliki. Penting untuk menyadari bahwa masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda, tidak hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
Untuk memperluas kedua ketertarikan dan bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan. teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971). Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.

Ø  karakteristik pekerjaan
Sekali anda memulai menjelajahi ketertarikan anda sendiri, kemampuan dan nilai, kalian siap untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari 20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih, ini bukanlah tugas mudah. Untungnya ada sumber buku untuk membatu pencarian tersebut. Seperti yang banyak digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga atau kelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya: bidang kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter, perawat, apoteker, dokter gigi, kebersihan gigi, hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarik dan mulai menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning. Yang mana dapat dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang pekerjaan yang sama sering memiliki sifat yang mirip, ketertarikan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu. Holland (1973) menggambarkan 6 dari jenis kepribadian bersama dengan lingkungan kerja mereka yang baik. Setelah mencocokan sejumlah kegiatan, ketertarikan dan perkiraan kemampuan anda sendiri, kalian menjumlahkan item untuk menemukan 3 jenis kepribadian yang paling menyerupai. Kemudian pada pekerjaan yang terpisah penemu buklet, kalian mencocokan berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan beberapa pekerjaan yang cocok. O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan Self-Directed search lebih handal dan sedikit membantu untuk perencanaan ketertarikan jurusan.

4.    Menjelaskan tentang kepuasan kerja, penyesuaian diri dalam pekerjaan
Banyak karyawan yang tidak mampu mencapai kepuasan dalam bekerja, hal ini disebabkan karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya. Kemampuan penyesuaian diri individu terhadap pekerjaannya diindikasikan oleh kepuasan dan kesuksesan. Terdapat beberapa pengalaman di tempat kerja bahwa karyawan keluar atau mengundurkan diri dari pekerjaannya karena merasa tidak diterima oleh rekan kerjanya, tidak cocok dengan atasan, tidak sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan kerjanya. Dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki masalah dalam penyesuaian diri yaitu kemampuan seseorang dalam mereaksi rangsangan dari dalam dirinya sendiri maupun situasi yang berasal dari luar atau lingkungannya.
Seorang karyawan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan rekan kerja,  atasan dan kondisi serta lingkungan kerjanya dapat berdampak pada pekerjaan yang dilakukan. Hal ini akan membuat karyawan merasa bahwa pekerjaan yang dihadapinya tidak menyenangkan dan tidak memberikan kepuasan kerja. Dapat diketahui bahwa seorang karyawan perlu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri, supaya dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya sehingga kepuasan kerja juga dapat lebih dirasakan. Untuk itu diperlukan kerjasama dari masing-masing karyawan, atasan dan konselor perusahaan serta manajemen perusahaan untuk menciptakan situasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang nyaman.

5.    Menjelaskan bagaimana menggunakan waktu luang dengan positive
Cara terbaik dalam memanfaatkan waktu luang dihari libur adalah menikmati waktu dengan hal-hal yang kita senangi dan bermanfaat untuk diri kita sendiri supaya tidak ada kejenuhan dalam diri kita. Ada banyak cara dalam memanfaatkan waktu luang dan tidak harus dengan jalan-jalan yang memaksa kita harus mengeluarkan uang untuk shopping dan sebagainya. Ada yang memanfaatkan waktu luang dengan membaca, mancing, bersendagurau bareng sahabat, wisata ke alam terbuka, nonton DVD, mencoba resep kuliner yang baru, atau melamun sambil mendengar music mp3 kesenangan sendirian dikamar.
Itu semua tergantung apa kesukaan dan hobby yang tidak sempat kita lakukan karena padatnya aktifitas keseharian kita. Cara agar kita merasakan nikmatnya waktu luang yang ada adalah sebisa mungkin merelaksasi setiap kepenatan yang ada dikepala dan pikiran kita agar mampu menyerap kembali energi positif yang dapat memberi semangat baru ketika kita kembali dalam rutinitas kerja atau study kita.

B.    Self directed changes
Self-directed changes adalah sebuah teori yang mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri kearah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung.
1.     Melakukan perubahan pribadi melalui tahapan :
a.    Bagaimana cara meningkatkan kontrol diri
kontrol diri merupakan satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan yang berbeda disekitarnya. Para ahli berpendapat bahwa kontrol diri dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat preventive selain dapat mereduksi efek-efek psikologis yang negative dari stressor-stressor lingkungan. Disamping itu control diri memiliki makna sebagai suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi.
Menurut Fujita dkk, kontrol-diri dapat ditingkatkan melalui beberapa cara berfikir yang saling berhubungan :

1. Global Processing : mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.

2. Abstrac listening : mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan.

3.High-level categorization : berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.

b.    Bagaimana cara menetapkan suatu tujuan
Menetapkan tujuan adalah mengubah hal yang buruk menjadi lebih baik lagi. Kita harus menetapkan target unutk mempunyai hidup yang lebih baik lagi. Contoh: kita harus menahan keinginan kita untuk merokok mungkin kita bisa mengganti rokok dengan permen-permen pengganti rokok supaya mulut tidak terasa asam lagi, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa strategi yang bisa anda gunakan untuk menciptakan tujuan yang efektif yang benar-benar dapat anda capai:
1.             Pastikan tujuan Anda adalah spesifik. Tetapkan tujuan terukur sehingga Anda dapat mencapai dan berhasil. Menentukan jumlah yang tepat dan jangka waktu dari apa pun yang Anda ingin capai. Menetapkan tujuan untuk menjadi seorang pelari cepat atau memasak lebih baik tidak bekerja karena tidak ada hasil akhir yang spesifik. Anda tidak akan dapat menilai apakah Anda pernah mencapai tujuan itu karena, tidak peduli apa, selalu ada ruang untuk menjadi lebih baik pada sesuatu.
2.            Tujuan Anda juga harus dapat dicapai dan realistis. Tidak hanya bisa Anda pernah menyelesaikan tujuan yang tak terjangkau, tetapi juga dapat mencegah Anda dari bahkan mencoba. Dengan menetapkan tujuan Anda tidak mungkin bertemu, Anda sedang menyiapkan diri untuk kegagalan dan menurunkan Anda sendiri kepercayaan diri.
3.            Beri diri Anda batas waktu untuk tujuan Anda. Menetapkan tenggang waktu membuat prioritas tujuan, terus dalam pikiran Anda, dan membuatnya lebih mudah untuk dicapai. Jika Anda tahu Anda hanya memiliki kerangka waktu tertentu di mana untuk mencapai sesuatu, Anda cenderung untuk fokus lebih banyak waktu dan energi pada tugas itu.
4.            Tuliskan tujuan Anda. Anda harus tetap dipasang di tempat yang Anda akan melihat setiap hari. Kebanyakan orang memiliki lebih dari satu gol pada suatu waktu. Anda dapat menetapkan tujuan dalam berbagai bidang: keluarga, pekerjaan, Kesehatan, pendidikan, hobi, atau bagian dari kehidupan Anda di mana Anda ingin membuat perubahan. Pertanyaannya adalah bagaimana untuk menangani semua tujuan ini pada waktu yang sama. Menuliskan setiap tujuan dapat membantu Anda untuk mengatur mereka, memprioritaskan mereka, dan lebih baik memotivasi Anda untuk bekerja untuk mencapai mereka.

c.    Bagaimana menyusun konsekuensi yang efektif
Struktur yang berlapis-lapis memang diperlu-kan agar beban kerja bisa didistribusikan secara efisien dan sistematis. Namun struktur yang kelewat tinggi dalam arti terlalu hirarkis me¬nyebabkan birokrasi tak lagi rasional. Terlalu banyak paperworkrang beredar dari satu meja ke meja lain sebelum ada pelaksanaan konkrit. Demikian pula laporan dari bawah lamban sekali mencapai tingkat yang sebenarnya harus me-nanggapi. Organisasi lantas sulit bereaksi terha¬dap berbagai situasi menantang. la stagnan dan tidak adaptif. Efisiensi dan efektivitasnya rendah.
Ada kemungkinan gejala yang sama terjadi di perusahaan Anda. Bila demikian keadaannya, maka yang perlu dilakukan adalah mengkaji ulang dan menilai kembali efektivitas struktur yang ada. Tanyakan, sejauh apa struktur dan komponen-komponennya dari segi fungsi telah merijawab tuntutan misi dan tujuan perusahaan? Apakah sekian banyak jabatan yang ada proporsional dengan beban kerja yang benar-benar ada dan perlu ditangani? Apakah pembagian tugas, yang tercermin dalam job description, sudah jelas dan tidak tumpang tindih? Apakah arus informasi vertikal (atas-bawah) ataupun horizontal efisien? Atau terpaksa mentok ke mana-mana? Bagaimana dengan masalah tanggung jawab? Jelaskah siapa yang bertanggung jawab atas apa?
Pertanyaan-pertanyaau yang sifatnya umum di atas sekedar untuk memperoleh gambaran kasar mengenai kondisi suatu perusahaan. Namun, bila dari situ saja sudah terdapat banyak jawaban negatif, maka kiranya sudah waktunya dilakukan review yang lebih sistematis dan mendetail.

d.    Bagaimana menerapkan rencana intervensi
Ø  Intervensi kreatif.
Atas dasar ilmu pengetahuan yang ada. Pola ini dimaksudkan menciptakan suatu model intervensi berdasarkan atas ilmu pengetahuan yang ada. Dengan demikian konsultan berusaha menciptakan model intervensi yang kreatif dalam mengembangkan suatu ilmu pengetahuan yang ada dan yang dikuasainya. Umpamanya, konsultan mau menerapkan model tim bilding berdasarkan dari sisi ilmu pengetahuan lain. Maka konsultan mengembangkan model-model tim bilding dari sisi ilmu tersebut. Dari pengembangan model dari ilmu pengetahuan lainnya ini, maka akan diperoleh model intervensi yang lain dari sebelumnya. Dengan sendirinya suatu kesulitan yang mungkin timbul adalah usaha untuk menciptakan model baru ini. Setiap praktika konsultan akan diciptakan model baru yang berbeda dari model sebelumnya, kreativitas memang sulit akan tetapi menarik bagi yang menyenanginya.
Ø  Penambahan atas teori dasar yang ada.
Dalam pola ketiga ini bentuk intervensinya memberikan tambahan kepada teori dasar yang sudah ada. Dengan kata lain konsultan menciptakan teori dan metodologi baru yang menambah, mengembangkan, dan memperbaiki teori dasar yang ada. Pola ini sebenarnya jarang dan sulit dilakukan oleh konsultan. Sebenarnya pola intervensi ini demanding, karena konsultan selain mengamalkan praktika konsultasi diapun melakukan riset di bidangnya. Sehingga mampu menemukan model-model baru. Suatu contoh yang sangat baik tentang pola ketiga ini ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh Kurt Lewin yang terkenal sampai sekarang dengan sebutan action research.

e.    Apa saja yang dilakukan dalam tahapan evaluasi
Evaluasi adalah melihat berapa besar kemajuan yang sudah kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik. Pastikan setiap tahapan terpenuhi. Jika memang ada tahapan yang belum bisa terpenuhi lebih baik kita mengulang tahapan-tahapan tersebut agar tujuan dapat tercapai dengan baik.
Evaluasi proses pembelajaran merupakan tahap yang perlu dilakukan oleh guru untuk menentukan kualitas pembelajaran. Kegiatan ini sering disebut juga sebagai refleksi proses pembelajaran, karena kita akan menemukan kelebihan dan kekurangan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a. Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses.

b. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.



REFERENSI :
ttp://rajapresentasi.com/2010/01/cara-membuat-struktur-organisasi-yang-efektif/

Minggu, 02 Juni 2013

Hubungan Interpersonal, Cinta dan Perkawinan

A.    Hubungan Interpersonal
Menurut Sternberg intimacy adalah komponen emosi dari cinta yang meliputi perasaan dengan orang lain, seperti perasaan hangat, sharing, dan kedekatan emosi serta mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan intimasi adalah suatu hubungan timbal balik antar individu, yang terwujud dengan saling berbagi perasaan dan pikiran yang mendalam, saling membuka diri serta menerima dan menghargai satu sama lain.

1.      Model pertukaran sosial dan analisis transaksional
·      Model pertukaran sosial
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Menurut model ini, hubungan antar pribadi yang tidak memuaskan merupakan sumber utama penyebab tingkah laku maladatif. Menurut teori pertukaran sosial manusia saling menjalin hubungan dengan tujuan memuaskan kebutuhan masing-masing. Setiap orang mengharapkan sesuatu dari suatu hubungannya dengan orang lain, sehingga antar pribadi tersebut pada dasarnya tidak berbeda dengan hubungan jual beli. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil atau laba (ganjaran dikurangi biaya). Teori pertukaran sosial memprediksi perilaku kelompok dan individu berdasarkan penghargaan yang diterima dan biaya. 

·      Analisis transaksional
Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan interpsikis dengan interpersonal dan relasional. Pada intinya, makna analisis transaksional adalah untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur (regulatory) situasi yang paling dalam pada interaksi kehidupan yang nyata. Kategori-kategori analisis transaksional salah satunya antara lain:  naskah, transaksi, keadaan ego, dan posisi kehidupan.

2.     Pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
·      Pembentukan kesan
Melaui Evaluasi :
Kesan pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi terpenting diantara sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan gabungan tentang orang lain.
Kesan Menyeluruh. Untuk menjelaskan bagaimana orang mengevaluasi terhadap orang orang lain, dapat dilakukan dari “kesan yang diterima secara keseluruhan”.
Konsistensi. Individu cenderung membentuk karakteristik yang konsisten secara evaluatif terhadap individu lainnya, meski hanya memiliki sedikit informasi. Kita cenderung memandang orang lain secara konsisten dari kedalamannya.
Prasangka positif menurut sears adalah kecenderungan menilai orang lain secara positif sehingga mengalahkan evaluasi negatif.


·      ketertarikan interpersonal
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a.      Keakraban : pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator.
b.      Kontrol : kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut.
c.      Respon yang tepat : feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat.
d.      Nada emosional yang tepat : keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung.
Prinsip Dasar Daya Tarik  Interpersonal :
a.    Penguatan
Kita menyukai orang lain dengan cara memberi ganjaran sebagai penguatan dari tindakan atau sikap kita. Salah satu tipe ganjaran yang penting adalah persetujuan social.
b.    Pertukaran sosial
Pandangan ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita. Teori ini menekankan bahwa kita membuat penilaian komparatif, menilai keuntungan yang kita peroleh dari seseorang dibandingkan dengan keuntungan yang kita peroleh dari orang lain.
c.    Asosiasi
Kita menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan (dihubungkan) dengan pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang yang diasosiasikan dengan pengalaman buruk/jelek.

3.     Peran, konflik dan adequacy peran, serta autentisitas dalam hubungan peran
Model peran :
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya. Model peran juga dapat membantu menciptakan antusiame untuk kegiatan yang membutuhkan kecerdasan tertentu. Interaksi dengan orang-orang yang memiliki peran berdasarkan kelebihan dalam satu kecerdasan, mendengarkan kisah, dan pengalaman dapat memperluas wawasan.

Konflik peran :
ketidakserasian antara hak dan kewajiban, konflik peran muncul ketika seseorang menerima pesan yang tidak sama atau berbeda pendapat yang berkenaan dengan perilaku peran yang sesuai, konflik peran mungkin merupakan stressor bagi individu.

4.     Intimasi dan hubungan pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi elemen emosional: keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan. Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.  

5.     Intimasi dan pertumbuhan
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan. Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.  

B.     Cinta dan Perkawinan
1.      Bagaimana memilih pasangan ?
Dalam suatu diskusi akan tercapai keadaan dimana anda berdua sama tinggi, dimana satu sama lain adalah berdiskusi, tidak saling memerintahkan.
Reaksi emosi yang dimiliki pasangan adalah sama dalam menghadapi suatu kejadian atau peristiwa seperti kegembiraan, kesedihan, keterkejutan dan simpatik. Hal ini akan membuat anda berdua tidak memiliki ketimpangan emosi. Akan sangat lucu sekali ketika anda bersedih karena sesuatu sedangkan pasangan anda justru tertawa karena menganggapnya lucu. Jika hanya terjadi sesekali itu tidak masalah, namun jika sering dan terus terjadi maka bisa menimbulkan salah paham dan pertengkaran.
Memiliki pemahaman yang sama mengenai hubungan seperti keakraban, kebebasan, kebergantungan, pemberian dan pengorbanan. Pemahaman tentang hubungan yang sama dapat menggiringi anda dan pasangan untuk saling mengerti, ada di tahap mana anda berdua sedang berada. Ini tentu saja untuk menunjukkan betapa serius anda atau si dia menjalin hubungan. Selalu memupuk sifat yang disukai dalam diri dan memamerkannya pada pasangan.
Pasangan yang baik akan selalu memperbaiki diri untuk membuat pasangannya lebih baik dan lebih nyaman. Mereka yang mengasihi pasangan bukan karena tampang, harta dan keturunan. Namun pasangan yang mencintai anda dengan tulus karena anda. Begitu pula dengan anda, haruslah mencintai pasangan karena dia, bukan hal yang lainnya. Cari pasangan yang selalu membantu anda dalam mengukuhkan image diri anda dan mendukung semangat dan menyakinkan diri anda, begitu pula sebaliknya. Pasangan yang suka memuji dan memotivasi pasangannya dengan ikhlas dan tidak suka berbohong. Kejujuran adalah salah satu kunci besar dari hubungan yang harmonis dan menyenangkan. Kejujuran pula akan membuat hidup anda berdua menjadi lebih nyaman.

2.     Seluk beluk hubungan dalam perkawinan
Cobalah lihat pasangan sebagai cermin Anda dalam berperilaku. Dimulai dengan menanyakan pada diri sendiri, apakah selama ini, perlakuan pasangan terhadap Anda sudah dapat Anda terima? Jika belum, kontemplasikan hal ini. Siapa tahu sebenarnya penyebabnya adalah diri Anda sendiri. Misalnya seperti kisah Aqila dan Putra. Aqila merasa Putra tidak pernah menghargainya sebagai istri. Namun setelah dikontemplasikan, ternyata semua berawal dari perilaku Aqila yang sejak awalnya tidak menghargai dirinya sendiri. Dari awal ia tidak bereaksi jika Putra melecehkan dirinya. Ia hanya menyimpan rasa sakit hati tanpa berani mengungkapkannya. Bahkan ia merasa bahwa dirinya pantas diperlakukan seperti itu oleh sang suami. Jika ia bisa lebih tegas terhadap Putra dan secara asertif mengatakan bahwa dia tidak mau Putra memperlakukannya dengan semena-mena, pasti Putra juga tidak akan berani berlaku sembarangan terhadap dirinya. Aqila harus berani menganggap dirinya berharga, jika mau dihargai oleh suaminya sendiri, coba tinjau kembali interaksi dengan pasangan.
Apakah hal itu dilakukan atas dasar kepatutan, merasa bahwa sudah seharusnya suami dan istri berperilaku seperti itu, karena takut dengan penilaian orang, atau merasa bahwa memang itulah yang terbaik dilakukan demi kelangsungan hubungan dengan pasangan. Misalnya kisah Marwan dan Ratna. Ratna selalu menuntut Marwan untuk menemaninya ke beberapa acara keluarga, padahal ada saat-saat dimana Marwan benar-benar sibuk dengan pekerjaannya. Ratna merasa bahwa sebagai suami dan istri sudah sepantasnya mereka selalu terlihat bersama. Sama halnya dengan aturan Reza terhadap dirinya sendiri untuk selalu mengantar jemput Raina di manapun ia berada, karena merasa bahwa seorang suami sudah sepatutnya mengantar jemput istri. Coba bicarakan apa yang terbaik bagi pasangan dengan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Dan buatlah penyesuaian yang paling tepat bagi kelanggengan hubungan antara Anda dan si dia.
Cobalah bersama-sama meninjau kembali hubungan yang terjalin selama ini, dengan menjadikan pernikahan sebagai kendaraan bagi Anda dan dia untuk saling bercermin, mengenali diri sendiri dan pasangan dengan lebih baik, tumbuh bersama-sama dan saling bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Menerima pasangan apa adanya, saling mendukung dan memberi masukan, akan menjadikan hubungan dengan dia menjadi semakin dalam dan berarti. Jadikan Anda dan dia sebagai satu tim yang solid dan kompak dalam menghadapi berbagai hambatan yang ditemui sepanjang perjalanan. Lihatlah masalah sebagai tantangan untuk dipecahkan serta alat bantu yang dapat mendewasakan hubungan Anda dan dia. Dengan bersama-sama melihat hambatan sebagai tantangan yang menarik untuk dipecahkan bersama, maka rasanya tidak akan ada masalah yang terlalu sulit untuk diselesaikan.

3.     Penyesuaian diri dan pertumbuhan dalam perkawinan
Penyesuaian Perkawinan Hurlock (2000), mendefinisikan penyesuaian pernikahan sebagai proses adaptasi antara suami dan istri, dimana suami dan istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses penyesuaian diri. Lasswel & Lasswel (1987), mengatakatan bahwa penyesuaian pernikahan adalah dua individu yang belajar untuk mengakomodasi kebutuhan, keinginan, dan harapan masing-masing, ini berarti mencapai suatu derajat kebahagiaan dalam hubungan. Penyesuaian pernikahan bukan suatu keadaan absolut melainkan suatu proses yang panjang karena setiap orang dapat berubah sehingga setiap waktu masing-masing pasangan harus melakukan penyesuaian pernikahan. Penyesuaian pernikahan juga merupakan suatu proses memodifikasi, mengadaptasi dan mengubah individu dan pola perilaku pasangan serta adanyainteraksi untuk mencapai kepuasan yang maksimum dalam pernikahan (DeGenova, 2008).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian pernikahan adalah suatu proses dimana dua orang yang memasuki tahap pernikahan dan mulai membiasakan diri dengan situasi baru sebagai suami istri yang saling menyesuaikan dengan kepribadian, lingkungan, kehidupan keluarga, dan saling mengakomodasikan kebutuhan, keinginan dan harapan, serta saling menyesuaikan diri di beberapa aspek pernikahan untuk mencapai kepuasan maksimum dalam pernikahan.
Pertumbuhan dalam Perkawinan. Perkawinan bagi manusia adalah suatu keniscayaan. Dalam konteks teologis, perkawinan adalah sunnah atau ketentuan Tuhan, sebagaimana Nabi Adam a.s. diberi tempat oleh Allah SWT di surga dan baginya diciptakan Hawa untuk mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Sebagai perbuatan manusia dewasa, perkawinan merupakan peristiwa yang dapat berlangsung setelah melalui pertimbangan baik rasional maupun emosional atau mental. Selain dipikirkan dan diterima oleh akal sehat, semua persiapan perkawinan adalah persiapan mental dari calon pasangan itu sendiri. Persiapan mental ini dimulai dari hal yang paling sederhana, yaitu mengenal dan memahami pasangan serta memahami arti perkawinan. Dalam tahap persiapan perkawinan, membina hubungan sosial yang romantis dan harmonis merupakan hal yang penting dan perlu dijalani. Dengan pertimbangan rasional dan emosional, perkawinan manusia dewasa akan semakin mantap, bahagia, dan langgeng ketika pasangan saling mengasihi dan saling menghargai. Cinta kasih harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Bentuk cinta kasih yang paling sederhana adalah memberikan ucapan terima kasih dan menyatakan permohonan maaf kepada pasangan. Terima kasih atas perhatian dan kasih sayang yang diberikan serta mohon maaf atas kesalahan yang dilakukan terhadapnya. Perbuatan kawin hanya pantas dilakukan oleh manusia dewasa, dalam pengertian manusia dewasa dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setiap pasangan suami-istri yang dewasa memiliki level perkembangan psikologis yang lebih matang dibandingkan dengan pasangan yang melaksanakan perkawinan sebelum dewasa. Konsekuensinya, perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang belum mencapai taraf dewasa sulit berpikir dan bertindak secara bertanggungjawab.
Keluarga sebagai basis inti masyarakat, adalah wahana yang paling tepat untuk memberdayakan manusia dan membendung berbagai faktor yang mendorong lahirnya berbagai bentuk frustrasi sosial. Pengertian ini bersifat aksiomatis dan universal dalam pengertian bahwa masyarakat mana saja memerlukan wahana pemberdayaan itu. Di Eropa misalnya, saat ini para sosiolog merasa gelisah karena prediksi kepunahan bangsa. Betapa tidak, tatanan, sakralitas dan antusiasme terhadap keluarga sudah tipis sekali di kalangan muda. Hal itu tentu saja berdampak buruk terhadap angka pertumbuhan penduduk. Berbagai penyakit sosialpun muncul. Mulai dari angka bunuh diri yang tinggi hingga anomali kemanusiaan yang lain.

4.     Perceraian dan pernikahan kembali
Perceraian adalah berpisah atau cerai hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku. Pengertian perceraian juga dapat diartikan sebagai terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai suami istri.  Ada beberapa penyebab perceraian, seperti berikut ini :
a.      Gagal berkomunikasi : Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menjalin hubungan. Jika Anda dan pasangan kurang berkomunikasi atau tidak cocok dalam masalah ini, maka dapat menyebabkan kurangnya rasa pengertian dan memicu pertengkaran.
b.     Tidak setia : Selingkuh merupakan penyebab lainnya perceraian. Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, ada baiknya Anda dan pasangan memegang kuat komitmen dan menjaga keharmonisan hubungan.
c.      Kekerasan dalam rumah tangga : Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak hanya meninggalkan luka di fisik tetapi juga psikis maupun hati. Oleh karena itu kenalilah pasangan Anda sebaik mungkin sebelum memutuskan menikah dengannya. Jangan malu untuk melaporkan KDRT yang Anda alami pada orang terdekat atau lembaga perlindungan.
d.      Masalah ekonomi : Pasangan dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan materi keluarga atau suami tidak bisa menafkahi keluarganya, sehingga memutuskan untuk meninggalkan atau bercerai.
e.      Pernikahan dini : Menikah di usia muda lebih rentan dalam hal perceraian. Hal ini karena pasangan muda belum siap menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupan pernikahan dan ego masing-masing yang masih tinggi.
f.      Perubahan budaya : Zaman semakin modern, jika dahulu perceraian dianggap hal yang tabu sekarang ini telah menjadi tren dan gaya hidup banyak pasangan.
Pernikahan Kembali, yang kita harapkan bahwa pernikahan itu satu untuk selamanya dan sekali dalam seumur hidup namun tidak semua orang merasakan pernikahan yang langgeng atau awet. Maka perceraian adalah jalan terbaik jika sudah tidak ada kecocokan antara kedua belah pihak. Kemudian bagaimana dengan pernikahan kembali setelah bercerai ? Pernikahan kembali memang sudah dilakukan oleh sebagian pasangan yang bercerai. Hal ini menunjukkan bahwa menghindari perzinahaan yang dosa besar salah satunya adalah menikah kembali setelah bercerai. Memang tidak semua pasangan yang bercerai lalu menikah kembali. Tetapi hal ini di benarkan oleh publik bahwa menikah kembali itu bersifat nyata. Tentu saja dengan harapan agar hubungan pada pernikahan kembali semakin lebih baik dan yang masa lalu menjadi pelajaran yang berharga untuk tidak terulang kembali.

5.     Alternative selain pernikahan “membujang” (single life)
Membujang berasal dari kata bujang” yang berarti keadaan belum atau tidak kawin (pria yang belum beristri). Membujang menjadi salah satu alternatif bagi kaum yang tidak ingin menikah dengan berbagai faktor seperti belum menemukan jodoh yang klik, workaholic, belum mapan, cita-cita belum terwujud, menderita suatu penyakit, perceraian yang meningkat, hingga faktor pendidikan. Di California, 40 % wanita AS tidak pernah menikah, mereka tidak hanya menunda menikah untuk pertama kalinya, tapi banyak juga orang yang memutuskan untuk hidup bersama tanpa menikah. Arti tabattul (membujang), Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: "Tabattul di sini ialah menjauhkan diri dari wanita dan tidak menikah karena ingin terus beribadah kepada Allah.
Hadits-hadits yang melarang hidup membujang cukup banyak, di antaranya, Hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dari Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, ia mengatakan: "Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menolak hal itu pada ‘Utsman bin Mazh’un. Seandainya beliau membolehkan kepadanya untuk hidup membujang, niscaya kami membujang. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia menuturkan: "Aku mengatakan: 'Wahai Rasulullah, aku adalah seorang pemuda dan aku takut memberatkan diriku, sedangkan aku tidak mempunyai sesuatu untuk menikahi wanita.' Tetapi beliau mendiamkanku. Kemudian aku mengatakan seperti itu lagi kepada beliau, tapi beliau mendiamkanku. Kemudian aku mengatakan seperti itu lagi, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Wahai Abu Hurairah, pena telah kering dengan apa yang engkau temui (alami); mengebirilah atau tinggal-kan. Bukankah engkau mendengar Allah Azza wa Jalla berfirman: ‘Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum-mu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan...’ [Ar-Ra’d/13:38] Oleh karena itu, janganlah engkau hidup membujang.

Referensi :
HR. Al-Bukhari (no. 5076) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1404) kitab an-Nikaah, Ahmad (no. 3642) lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 7832). 
http://panggilanputri.blogspot.com/2013/05/tugas-portopolio-ke-3.html
Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river :person prentice hall
Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius

Jalaluddin Rakhmat (1998): Psikologi Komunikasi, Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.