A. Mengendalikan fungsi manajemen
1. Pengertian
controling
Pengendalian
sebagai sebuah fungsi dari manajemen telah mengalami perkembangan definisi dari
masa ke masa, yang cukup popular adalah pendapat Usury dan Hammer (1994:5) yang
berpendapat bahwa “Controlling
is management’s systematic efforts to achieve objectives bycomparing
performances to plan and taking appropriate action to correct important
differences” yang artinya pengendalian adalah sebuah usahasistematik dari
manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkankinerja dengan rencana awal
kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap perbedaan-perbedaan penting dari
keduanya. Namun secara sederhana pengendalian dapat diartikan sebagai proses
penyesuaian pergerakan organisasi dengan tujuannya.
2. Langkah-langkah dalam mengendalikan fungsi manajemen
Langkah-langkah
dalam kontrol proses pengendalian manajemen :
1. Perencanaan
Strategi
2. Penyusunan
Anggaran
3. Pelaksanaan
Anggaran
4. Evaluasi Kinerja
Pengendalian Tugas
proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan secara efektif
dan efisien.
Langkah – langkah
penting pada proses pengendalian dapat digolongkan 8 elemen, yaitu :
A.
Mengidentifikasikan tujuan dan strategi
B. Penyusunan program
C. Penyusunan anggaran
D. Kegiatan dan pengumpulan
realisasi prestasi
E. Pengukuran prestasi
F. Analisis dan pelaporan
G. Tindakan koreksi
3.Tipe-tipe kontrol dalam
manajemen
Tipe pengendalian
manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.
Pengendalian
preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait
dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam
bentuk program-program.
2.
Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan
perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini
pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur
kinerja yang telah ditetapkan.
4. Jelaskan proses
kontrol manajemen
Proses
pengendalian manajemen adalah kegiatan yang digunakan oleh seluruh manajemen
untuk menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang disupervisi akan
mengimplementasikan strategi yang ditetapkan.
Proses
manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara
integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum,
yaitu proses
perencanaan, proses
pengorganisasian, proses
pelaksanaan dan proses
pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis.
Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat
praktisi dan ahli mengenai manajemen.
B. kekuasaan dan pengaruh
1. Pengertian kekuasaan
Kekuasaan
(power) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi
individu lain ataupun kelompok lain. Kekuasaan yang dimiliki seseorang akan
menempatkan orang tersebut dalam suatu kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan orang lain yang dipengaruhinya. Pada umumnya kekuasaan akan menciptakan
suatu hubungan yang vertical dalam suatu organisasi. Kekuasaan juga akan
menentukan siapa yang pantas dan seharusnya mengambil keputusan (decision
making) dalam suatu organisasi.
2. Sumber-sumber
kekuasaan
Sumber
kekuasaan terdapat dalam berbagai segi. Dapat bersumber pada kekerasan fisik.
Misalnya polisi yang dapat memaksa penjahat untuk mengakui kejahatannya karena
dari segi persenjataan lebih kuat. Dapat juga bersumber pada kedudukan misalnya
seorang komandan terhadap bawahannya, seorang menteri dapat memecat pegawainya
yang korupsi atau memutasikannya ke tempat lain. Bersumber pada kekayaan
misalnya seorang pengusaha kaya dapat mempengaruhi seorang politikus melalui
kekayaannya. Kekuasaan dapat juga bersumber pada kepercayaan misalnya seorang
pendeta/ulama terhadap umatnya dan masih banyak contoh yang lainnya (Budiarjo,
2004: 36). Kekuasaan
yang bersumber pada kedudukan terbagi ke dalam beberapa jenis:
1)
Kekuasaan
formal atau legal,
Termasuk dalam jenis ini adalah
komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri, dan sebagainya
yang mendapat kekuasaannya karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan
atau perundangan yang resmi.
2)
Kendali
atas sumber dan ganjaran
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan jenis ini.
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan jenis ini.
3)
Kendali
atas hukuman
Ganjaran bisaanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran bisaanya juga terkait dengan kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini adalah kepemimpinan yang berdasarkan atas rasa takut. Contohnya, preman-preman yang memunguti pajak dari pemilik-pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP takut kepada seniornya murid kelas 3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak senior itu selalu dituruti.
Ganjaran bisaanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran bisaanya juga terkait dengan kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini adalah kepemimpinan yang berdasarkan atas rasa takut. Contohnya, preman-preman yang memunguti pajak dari pemilik-pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP takut kepada seniornya murid kelas 3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak senior itu selalu dituruti.
4)
Kendali
atas informasi
Informasi adalah ganjaran
positif juga bagi yang memerlukannya. Oleh karena itu, siapa yang menguasai
informasi dapat menjadi pemimpin. Orang yang paling tahu jalan di antara
serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi pemimpin rombongan itu.
Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuwan menjadi pemimpin dalam ilmu
pengetahuan. Murid yang selalu punya bocoran soal ulangan juga dianggap sebagai
pemimpin oleh kawan-kawannya setiap menjelang ulangan umum.
5)
Kendali
ekologik
Sumber kekuasaan ini juga
dinamakan perekayasaan situasi (situational engineering). Cotohnya, kendali
atau penempatan jabatan. Seorang atasan, manajer atau kepala bagian personalia,
misalnya mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi
anggota-anggotanya. Demikian pula komandan atau kepala suku yang berhak
menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh bawahan dan anggotanya.
Orang-orang ini akan dianggap sebagai pemimpin. Contoh lain adalah kendali atas
tata lingkungan. Kepala dinas tata kota berhak memberi izin bangunan. Kepala
asrama menentukan seorang siswa harus tidur di kamar mana dan dengan siapa.
3. Unsur-unsur kekuasaan
1. Wewenang
Mengenai peranan atas posisi yang
resmi atau adanya hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat
bersifat formal maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk
mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahannya. Contoh : hubungan pembantu rumah
tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah
yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu
pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai
wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan
baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
2.
Paksaan
Adanya ancaman yang
tidak di inginkan kekuasaan yang bersifat ilegal atau tidak resmi. Contoh : seorang preman yang
sering menganggu dan memalak seseorang dengan cara paksa.
3. Manipulatif
Merupakan kekuasaan
yang bersifat licik yang dapat menipu atau mempengaruhi orang lain agar seseorang dapat
tertarik padanya. sebuah titik dimana kita berusaha “melebihkan” atau “mengurangkan”
sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh :seperti
melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk
menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin,
“tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin
menjahit dan gembar menabung.
4. Kerjasama
Kerjasama adalah
suatu kegiatan yang dilakukan secara individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :
dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh tujuan.
5. Upah dan prestasi
kerja
Prestasi kerja dari setiap
karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja. Contoh : seorang yang bekerja dan
mengerjakan apa yang
diperintahkan bosnya karena berharap
mendapatkan upah yang diberikan atasannya
4. Bentuk-bentuk
kekuasaan menurut French dan Raven
Ada lima
bentuk kekuasaan menurut French and Raven (1960). Diantaranya Coersive
Power, Insentive Power, Legitimate Power, Expert Power dan Referent Power.
1.
Coersive
Power.
Coersive
Power merupakan suatu kekuatan untuk memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu
yang mungkin melawan kehendak mereka. Dari sisi si pemegang kekuasaan (A), ia
mempunyai kekuasaan untuk memaksa orang lain agar mereka merasa takut.
Pemaksaan juga merupakan kekuatan utama semua pemerintah. Dalam kehidupan
sehari-hari contohnya adalah ketika seorang dosen membuat peraturan kepada
mahasiswanya. Mahasiswa tersebut harus masuk kelas minimal 10 kali dalam
periode 1 semester jika tidak maka dosen tersebut tidak akan memberikan nilai
aman kepada mahasiswa tersebut. Atau dapat juga ketika dosen tersebut mempunyai
peraturan dimana mahasiswa harus datang tepat waktu. Keterlambatan maksimal 15
menit. Jika lewat dari jam tersebut ia tidak boleh mengikuti mata kuliah
tersebut hari itu. Dan apabila telah 3 kali terlambat atau tidak masuk kelas
maka ia tidak boleh mengikuti mata kuliah tersebut selama semester itu atau
dengan kata lain nilainya E. Hal tersebut termasuk coersive power dari si A
(dosen) kepada si B (mahasiswanya).
2.
Insentive
Power.
Insentive
Power merupakan pematuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan untuk membagikan
imbalan yang dipandang oleh B sebagai sesuatu yang berharga. Dalam konteks
organisasi, insentive dapat berupa gaji, kenaikan pangkat, rekan yang ramah,
informasi yang penting, daerah kerja yang disukai dan penilaian hasil kerja.
Kekuasaan yang demikian kemampuan memberi kepada orang lain apa yang mereka
inginkan, dan karenanya meminta mereka untuk melakukan hal-hal untuk orang
tersebut dalam pertukaran. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita ambil contoh
seorang manager sebuah kantor majalah memberikan suatu informasi yang up to
date, original dan belum diketahui siapapun kepada seorang wartawan di kantor
majalah tersebut. Maka informasi tersebut dianggap sangat penting dan berharga
bagi produktivitas wartawan itu dan mungkin dapat mempromosikan kenaikan
jabatannya. Hal tersebut menerangkan adanya insentive power dari si A (manager)
kepada si B (wartawan). Si wartawan lebih mudah dipengaruhi managernya dan
melakukan apa saja yang mungkin managernya inginkan.
3.
Legitimate
Power.
Legitimate
Power merupakan suatu kekuasaan sah/resmi yang diterima oleh seseorang sebagai
hasil dari pelimpahan wewenang dalam suatu organisasi. Kekuasaan yang sah
adalah sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran. Legitimasi mungkin
berasal dari kekuatan yang lebih tinggi, sering dikaitkan dengan kekuatan
pemaksa. Legitimate Power mempunyai pengaruh yang cepat. Bentuk kekuasaan ini
juga sering disebut sebagai posisi otoritas karena dapat mencakup kekuasaan
paksaan dan imbalan. Misalnya dalam kasus seorang supervisor casier di suatu
supermarket mempunyai kekuasaan terhadap bawahannya (casier). Apakah supervisor
harus mempertahankan karyawannya jika kinerjanya baik ataukah ia harus
memecatnya karena kinerjanya buruk. Hal tersebut telah menjadi kekuasaannya. Ia
mempunyai kekuasaan resmi dari pimpinan supermarket tersebut.
4.
Expert Power.
Expert Power
merupakan suatu kekuasaan yang berupa pengaruh yang didasarkan pada suatu
keahlian atau keterampilan lebih. Kekuatan Expert adalah bentuk yang sangat
umum kekuasaan dan merupakan dasar untuk proporsi yang sangat besar kolaborasi
manusia, termasuk sebagian besar perusahaan di mana prinsip spesialisasi
memungkinkan perusahaan-perusahaan besar dan kompleks yang harus dilakukan.
Misalnya seorang arsitek dan designer interior kepada seorang pengusaha yang
ingin membangun perhotelan di suatu tempat. Arsitek tersebut mempunyai
kekuasaan berupa pengaruh kepada si pengusaha dalam hal perencanaan pembangunan
hotel tersebut karena ia lebih ahli dalam bidang konstruksi bangunan dan design
interior. Si pengusaha itu pun akan terpengaruh oleh saran-sarannya karena ia
ahli atau lebih banyak tahu di bidang tersebut. Hal tersebut menunjukkan adanya
expert power dari si A (arsitek) kepada si B (pengusaha).
5.
Referent
Power.
Referent Power merupakan suatu bentuk kekuasaan
yang berupa pengaruh yang didasarkan oleh rujukan atau pemilikan sumber daya
atau ciri pribadi yang diinginkan seseorang. Kekuasaan ini didasarkan oleh
kekaguman, mirip dengan kharisma. Jika seseorang mengidolakan seseorang karena
kagum, maka seseorang yang menggagumi tersebut juga ikut terpengaruh oleh
kekuasaan idolanya. Ini adalah kekuatan karisma dan ketenaran dan dikerahkan
oleh semua figur masyarakat serta para pemimpin sosial yang lebih lokal. Mereka
yang memiliki kekuasaan rujukan juga dapat menggunakannya untuk pemaksaan.
Misalnya sosok Mario Teguh, seorang motivator terkemuka yang dikagumi banyak
orang karena kharismanya dan ciri pribadi yang menarik banyak perhatian para
penggemarnya bahkan peserta acara motivasi atau sekedar pemirsa televisi yang
menyaksikan acaranya pun dapat terpengaruh oleh apa yang ia bicarakan. Dan
mungkin karena ketenarannya Mario Teguh juga dapat mempengaruhi psoduser acara
untuk menjadikannya pembicara tetap di suatu acara dengan bayaran yang sesuai
dengan standar yang ia punya.
Referensi :