tulisan

Jumat, 20 Desember 2013

Mengendalikan fungsi manajemen dan kekuasaan & pengaruh



A. Mengendalikan fungsi manajemen
1.  Pengertian controling
Pengendalian sebagai sebuah fungsi dari manajemen telah mengalami perkembangan definisi dari masa ke masa, yang cukup popular adalah pendapat Usury dan Hammer (1994:5) yang berpendapat bahwa “Controlling is management’s systematic efforts to achieve objectives bycomparing performances to plan and taking appropriate action to correct important differences” yang artinya pengendalian adalah sebuah usahasistematik dari manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkankinerja dengan rencana awal kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap perbedaan-perbedaan penting dari keduanya. Namun secara sederhana pengendalian dapat diartikan sebagai proses penyesuaian pergerakan organisasi dengan tujuannya.

2. Langkah-langkah dalam mengendalikan fungsi manajemen

Langkah-langkah dalam kontrol proses pengendalian manajemen :
1. Perencanaan Strategi
2. Penyusunan Anggaran
3. Pelaksanaan Anggaran
4. Evaluasi Kinerja
Pengendalian Tugas proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Langkah – langkah penting pada proses pengendalian dapat digolongkan 8 elemen, yaitu :
A. Mengidentifikasikan tujuan dan strategi
B. Penyusunan program
C. Penyusunan anggaran
D. Kegiatan dan pengumpulan realisasi prestasi
E. Pengukuran prestasi
F. Analisis dan pelaporan
G. Tindakan koreksi

3.Tipe-tipe kontrol dalam manajemen

Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.     Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3.  Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

4. Jelaskan proses kontrol manajemen
Proses pengendalian manajemen adalah kegiatan yang digunakan oleh seluruh manajemen untuk menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang disupervisi akan mengimplementasikan strategi yang ditetapkan.
Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.

B. kekuasaan dan pengaruh
1. Pengertian kekuasaan
Kekuasaan (power) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi individu lain ataupun kelompok lain. Kekuasaan yang dimiliki seseorang akan menempatkan orang tersebut dalam suatu kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain yang dipengaruhinya. Pada umumnya kekuasaan akan menciptakan suatu hubungan yang vertical dalam suatu organisasi. Kekuasaan juga akan menentukan siapa yang pantas dan seharusnya mengambil keputusan (decision making) dalam suatu organisasi.

2. Sumber-sumber kekuasaan
Sumber kekuasaan terdapat dalam berbagai segi. Dapat bersumber pada kekerasan fisik. Misalnya polisi yang dapat memaksa penjahat untuk mengakui kejahatannya karena dari segi persenjataan lebih kuat. Dapat juga bersumber pada kedudukan misalnya seorang komandan terhadap bawahannya, seorang menteri dapat memecat pegawainya yang korupsi atau memutasikannya ke tempat lain. Bersumber pada kekayaan misalnya seorang pengusaha kaya dapat mempengaruhi seorang politikus melalui kekayaannya. Kekuasaan dapat juga bersumber pada kepercayaan misalnya seorang pendeta/ulama terhadap umatnya dan masih banyak contoh yang lainnya (Budiarjo, 2004: 36). Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi ke dalam beberapa jenis:
1)    Kekuasaan formal atau legal,
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri, dan sebagainya yang mendapat kekuasaannya karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
2)   Kendali atas sumber dan ganjaran 
    Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan jenis ini.
3)   Kendali atas hukuman 
    Ganjaran bisaanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran bisaanya juga terkait dengan kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini adalah kepemimpinan yang berdasarkan atas rasa takut. Contohnya, preman-preman yang memunguti pajak dari pemilik-pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP takut kepada seniornya murid kelas 3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak senior itu selalu dituruti.
4)   Kendali atas informasi
Informasi adalah ganjaran positif juga bagi yang memerlukannya. Oleh karena itu, siapa yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Orang yang paling tahu jalan di antara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi pemimpin rombongan itu. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuwan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan. Murid yang selalu punya bocoran soal ulangan juga dianggap sebagai pemimpin oleh kawan-kawannya setiap menjelang ulangan umum.
5)   Kendali ekologik
Sumber kekuasaan ini juga dinamakan perekayasaan situasi (situational engineering). Cotohnya, kendali atau penempatan jabatan. Seorang atasan, manajer atau kepala bagian personalia, misalnya mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggota-anggotanya. Demikian pula komandan atau kepala suku yang berhak menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh bawahan dan anggotanya. Orang-orang ini akan dianggap sebagai pemimpin. Contoh lain adalah kendali atas tata lingkungan. Kepala dinas tata kota berhak memberi izin bangunan. Kepala asrama menentukan seorang siswa harus tidur di kamar mana dan dengan siapa.

3. Unsur-unsur kekuasaan
1. Wewenang
Mengenai peranan atas posisi yang resmi atau adanya hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat bersifat formal maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahannya. Contoh : hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
2. Paksaan
Adanya ancaman yang tidak di inginkan kekuasaan yang bersifat ilegal atau tidak resmi. Contoh : seorang preman yang sering menganggu dan memalak seseorang dengan cara paksa.

3. Manipulatif
Merupakan kekuasaan yang bersifat licik yang dapat menipu atau mempengaruhi orang lain agar seseorang dapat tertarik padanya. sebuah titik dimana kita berusaha “melebihkan” atau “mengurangkan” sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh :seperti melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin, “tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin menjahit dan gembar menabung.
4. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Contoh : dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh tujuan.
5. Upah dan prestasi kerja
Prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja. Contoh : seorang yang bekerja dan mengerjakan apa yang diperintahkan bosnya karena berharap mendapatkan upah yang diberikan atasannya

4. Bentuk-bentuk kekuasaan menurut French dan Raven
Ada lima bentuk kekuasaan menurut French and Raven (1960). Diantaranya Coersive Power, Insentive Power, Legitimate Power, Expert Power dan Referent Power.
1.     Coersive Power.
Coersive Power merupakan suatu kekuatan untuk memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang mungkin melawan kehendak mereka. Dari sisi si pemegang kekuasaan (A), ia mempunyai kekuasaan untuk memaksa orang lain agar mereka merasa takut. Pemaksaan juga merupakan kekuatan utama semua pemerintah. Dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah ketika seorang dosen membuat peraturan kepada mahasiswanya. Mahasiswa tersebut harus masuk kelas minimal 10 kali dalam periode 1 semester jika tidak maka dosen tersebut tidak akan memberikan nilai aman kepada mahasiswa tersebut. Atau dapat juga ketika dosen tersebut mempunyai peraturan dimana mahasiswa harus datang tepat waktu. Keterlambatan maksimal 15 menit. Jika lewat dari jam tersebut ia tidak boleh mengikuti mata kuliah tersebut hari itu. Dan apabila telah 3 kali terlambat atau tidak masuk kelas maka ia tidak boleh mengikuti mata kuliah tersebut selama semester itu atau dengan kata lain nilainya E. Hal tersebut termasuk coersive power dari si A (dosen) kepada si B (mahasiswanya).
2.    Insentive Power.
Insentive Power merupakan pematuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan untuk membagikan imbalan yang dipandang oleh B sebagai sesuatu yang berharga. Dalam konteks organisasi, insentive dapat berupa gaji, kenaikan pangkat, rekan yang ramah, informasi yang penting, daerah kerja yang disukai dan penilaian hasil kerja. Kekuasaan yang demikian kemampuan memberi kepada orang lain apa yang mereka inginkan, dan karenanya meminta mereka untuk melakukan hal-hal untuk orang tersebut dalam pertukaran. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita ambil contoh seorang manager sebuah kantor majalah memberikan suatu informasi yang up to date, original dan belum diketahui siapapun kepada seorang wartawan di kantor majalah tersebut. Maka informasi tersebut dianggap sangat penting dan berharga bagi produktivitas wartawan itu dan mungkin dapat mempromosikan kenaikan jabatannya. Hal tersebut menerangkan adanya insentive power dari si A (manager) kepada si B (wartawan). Si wartawan lebih mudah dipengaruhi managernya dan melakukan apa saja yang mungkin managernya inginkan.
3.    Legitimate Power.
Legitimate Power merupakan suatu kekuasaan sah/resmi yang diterima oleh seseorang sebagai hasil dari pelimpahan wewenang dalam suatu organisasi. Kekuasaan yang sah adalah sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran. Legitimasi mungkin berasal dari kekuatan yang lebih tinggi, sering dikaitkan dengan kekuatan pemaksa. Legitimate Power mempunyai pengaruh yang cepat. Bentuk kekuasaan ini juga sering disebut sebagai posisi otoritas karena dapat mencakup kekuasaan paksaan dan imbalan. Misalnya dalam kasus seorang supervisor casier di suatu supermarket mempunyai kekuasaan terhadap bawahannya (casier). Apakah supervisor harus mempertahankan karyawannya jika kinerjanya baik ataukah ia harus memecatnya karena kinerjanya buruk. Hal tersebut telah menjadi kekuasaannya. Ia mempunyai kekuasaan resmi dari pimpinan supermarket tersebut.
4.    Expert Power.
Expert Power merupakan suatu kekuasaan yang berupa pengaruh yang didasarkan pada suatu keahlian atau keterampilan lebih. Kekuatan Expert adalah bentuk yang sangat umum kekuasaan dan merupakan dasar untuk proporsi yang sangat besar kolaborasi manusia, termasuk sebagian besar perusahaan di mana prinsip spesialisasi memungkinkan perusahaan-perusahaan besar dan kompleks yang harus dilakukan. Misalnya seorang arsitek dan designer interior kepada seorang pengusaha yang ingin membangun perhotelan di suatu tempat. Arsitek tersebut mempunyai kekuasaan berupa pengaruh kepada si pengusaha dalam hal perencanaan pembangunan hotel tersebut karena ia lebih ahli dalam bidang konstruksi bangunan dan design interior. Si pengusaha itu pun akan terpengaruh oleh saran-sarannya karena ia ahli atau lebih banyak tahu di bidang tersebut. Hal tersebut menunjukkan adanya expert power dari si A (arsitek) kepada si B (pengusaha).
5.    Referent Power.
Referent Power merupakan suatu bentuk kekuasaan yang berupa pengaruh yang didasarkan oleh rujukan atau pemilikan sumber daya atau ciri pribadi yang diinginkan seseorang. Kekuasaan ini didasarkan oleh kekaguman, mirip dengan kharisma. Jika seseorang mengidolakan seseorang karena kagum, maka seseorang yang menggagumi tersebut juga ikut terpengaruh oleh kekuasaan idolanya. Ini adalah kekuatan karisma dan ketenaran dan dikerahkan oleh semua figur masyarakat serta para pemimpin sosial yang lebih lokal. Mereka yang memiliki kekuasaan rujukan juga dapat menggunakannya untuk pemaksaan. Misalnya sosok Mario Teguh, seorang motivator terkemuka yang dikagumi banyak orang karena kharismanya dan ciri pribadi yang menarik banyak perhatian para penggemarnya bahkan peserta acara motivasi atau sekedar pemirsa televisi yang menyaksikan acaranya pun dapat terpengaruh oleh apa yang ia bicarakan. Dan mungkin karena ketenarannya Mario Teguh juga dapat mempengaruhi psoduser acara untuk menjadikannya pembicara tetap di suatu acara dengan bayaran yang sesuai dengan standar yang ia punya.







Referensi :

Sabtu, 02 November 2013

Pengorganisasian struktur manajemen dan actuating dalam manajemen


A. Pengorganisasian struktur manajemen
Pengertian struktur organisasi
        Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Jadi, Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Ada enam elemen kunci yang harus diperhatikan oleh para manajer saat mendesain struktur, yaitu :
  • Spesialisasi pekerjaan
  • Departementalisasi
  • Rantai komando
  • Rentang kendali
  • Sentralisasi dan Desentralisasi
  • Formalisasi
Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen
a. Struktur formal : struktur sosial yang diakui oleh pihak yang berwenang dengan ketetapan hukum. Misalnya koperasi, PT, CV, Struktur pemerintahan, dan sebagainya. Keunggulan struktur/bagan organisasi seperti ini biasanya meliputi aspek-aspek berikut:
  • Pembagian kerja
  • Pengawas hubungan
  • Saluran komunikasi
  • Adanya beberapa sub-unit besar dalam organisasi tersebut, serta ada
  • Tingkat manajemennya.
Kelemahan dari struktur organisasi formal adalah segala sesuatunya harus diatur sesuai dengan formalitas yang ada, dan biasanya jika organisasi berkembang semakin besar akan ada banyak hambatan birokrasi didalamnya.
b. Struktur informal : struktur sosial yang nyata ada dan berfungsi, tetapi tidak diakui oleh pihak yang berwenang. Misalnya adat-istiadat, penggunaan pola bahasa “gaul”, dan sebagainya. Adapun potensi keuntungan dari struktur informal ini diantaranya adalah:
  • Membantu orang menyelesaikan pekerjaan mereka
  • Mengatasi batas-batas struktur formal
  • Mendapatkan akses ke jaringan interpersonal
  • Dapat pelajaran informal
Sedangkan kerugiannya bisa terjadi over-laping jika anggota dalam organisasi tersebut tidak bisa menempatkan tugas semestinya atau tanggungjawabnya, seperti:
  • Kemungkinan bekerja melawan kepentingan terbaik dari seluruh organisasi.
  • Kerentanan terhadap rumor/issue
  • Adanya kemungkinan untuk membawa informasi yang kurang akurat
  • Susah jika nantinya diajak untuk berubah
  • Akan ada banyak pengalihan upaya kerja dari tujuan yang penting
  • Merasa keterasingan jika ada orang luar yang masuk dalam organisasi tersebut.
Contoh struktur organisasi dari suatu perusahaan
untitled

Berikut adalah penjelasan dari bagan diatas:
1.  Presiden Direktur
Dalam sebuah perusahaan, Presiden Direktur adalah pemilik dan pemimpin utama suatu perusahaan.
2.   Direktur
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Presiden Direktur dan membawahi Wakil Direktur, Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan, Serta Kasir Pemasaran. Tugas Direktur adalah Mengelola dan mengoprasikan kekayaan/asset perusahaan sesua dengan kebjakan yang telah digariskan oleh Presiden Direktur, Merumuskan kebijakan opersional perusahan berdasarkan kebijakan umum yang telah digariskan oleh Presiden Direktur, Mengendalikan seluruh sumberdaya manusia dan perangkat organisasi dalam upaya tercapanya pelayanan umum yang efisien, dan melaksanakan koordinasi sebaik-baiknya dengan instalansi pemerintahan dan swasta terkait.
3.   Wakil Direktur
Dalam sebuah perusahaan dia betanggung jawab kepada Direktur. Tugasnya adalah Membantu direktur dalam pembinaan disiplin pegawai, Memimpin mobilisasi pegawai dalam pelaksanaan kegiatan umum yang menyangkut kebersihan, kerapian areal dan perawatan/ perbaikan instalasi usaha, Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya dan diatas perintah atasan.
4.   Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Direktur. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan membawahi Kepala Sub Bagian Akunting, Kepala Sub Bagian Personalia, serta Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan. Tugasnya adalah Mengkordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan verifikasi data/lainya  menyangkut keuangan dan anggaran laporan operasional dar bidang lainnya yang menyangkut keuangan dan anggaran, Mengkoordinasikan pelaksanaan program kepegawaian, mengembangkan mutu dan keterampilan pegawai sesua dengan kebijakan yang telah ditetapkan
5.   Kepala Sub Bagian Akunting
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah Melaksanakan pencatatan/pembukaan secara lengkap atas segala transaksi yang mempengaruhi harta dan kewajiban perusahaan secara sistematis dan sesuai dengan manual akuntansi yang telah ditetapkan, dan Memeriksa kelengkapan dan sahnya pembuatan bukti penerimaan dan pengeluaran kas berikut lampiranya.
6.   Kasir
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Bagan Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah Melaksanakan penerimaan, penyimpangan dan pengeluaran yang sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah digariskan, Menyetor seluruh hasil tagihan secara lengkap kepada bank dan perusahaan sesuai dengan ketentuan, mengatur  dan menyimpan penyediaan kas untuk keperluan kegiatan sehari-hari.
7.   Kepala Sub Bagian Personalia
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, menghimpun dan menyimpan data pegawai,  Memonitor kehadiran pegawai dengan membuat daftar hadir, kegiatan dinas luar, . Menyiapkan bahan berupa data dan konduite pegawai dalam rangka pengusulan pengangkatan, mutasi dan pemberhentian pegawai, Menghitung, menyusun dan memeriksa kebenaran atas daftar gaji/upah lembur dan pembayaran jenis lainnya untuk disetujui atasan.
8.   Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah Mengatur dan mengawasi penggunaan peralatan kerja, melaksanakan pemeliharaan dan perawatan secara rutin dan berkesinambungan, Mengatur dan mengendalikan penggunaan kendaraan operasional untuk kepentingan perusahaan, menyusun program pemeliharaan/perawatan kendaraan secara berkesinambungan agar kondisi selalu siap dipakai, Menyiapkan keperluan rapat-rapat atau acara lainnya yang diperlukan  bagi kepentingan perusahaan.
9.   Kepala Seksi Produksi
Dalam sebuah perusahan dia bertanggung jawab kepada Direktur dan membawahi Kepala Subsie Penangkapan Ikan, Kepala Sub Teknik. Tugasnya adalah Mengkoordinasikan penyusunan rencana operasional dan program pemeliharaan/perawatan, pembangunan/investasi sarana dan prasarana yang berada di perusahaan, Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasional dan perawatan
kapal agar senantiasa siap pakai dan berjalan lancar, Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perbaikan dan perawatan sarana dan prasarana agar tetap optimal dalam mendukung kegiatan operasional usaha.
10. Kepala Subsie Penangkapan Ikan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Produksi. Tugasnya adalah Membuat jadwal keberangkatan kapal penangkapan ikan, Membuat jadwal keberangkatan kapal penangkapan ikan, Menyiapkan pembekalan bahan dan alat perikanan (BAP) untuk kapal yang akan dioperasionalkan.
11. Kepala Subsi Teknik
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Subsi Teknik. Tugasnya adalah Mengatur penempatan kapal-kapal di dermaga/jetty dan melakukan perbaikan dan pemeliharaan instalansinya, Melaksanakan perbaikan dan perawatan jalan dan area, Menyiapkan pemakaian dan perawatan instalansi listrik, air dan komunikasi
yang efektif dan efisien.
12. Kepala Seksi Pemasaran
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Direktur dan membawahi Kepala Seksi Pemasaran, Kasub Seksi Penjualan Ikan Lokal dan Eksport, . Kasub Seksi Handling Mutu dan Kebersihan, Kasub Seksi Penjualan BAP dan Jasa. Tugasnya adalah Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan pelaksanaan pemasaran ikan, BAP dan jasa secara cermat sehingga memberikan nilai yang lebih besar kepada perusahaan, Mengkoordinasi dan mengendalikan unit kerja secara baik sehingga unitunit pada jajaran pemasaran  berada pada kondisi siap tugas dan kompak.
13. Ka Subsie Sorfasi, Garding dan Penimbangan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pemasaran. Tugasnya adalah Menghunjuk,  mengawasi dan memberi petugas sortasi, grading dan penimbangan dalam jumlah dan tingkat keterampilan yang tepat, Membuat sistem, alat dan bahan yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan tugas, Mengawasi aliran ikan dari mulai sortasi, grading sampai pada proses penjualan.
14. Kasub Seksi Penjualan Ikan Lokal dan Ekspor
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Sub Pemasaran. Tugasnya adalah Melakukan monitoring harga ikan di Gabion, Medan, Malaysia serta tempat lain yang dinilai mempengaruhi pasar di Gabion, Menetapkan strategi penjualan ikan, penetapan kuota eksport/import penetapan tunai dan kredit bagi pembeli, Menetapkan harga penjualan ikan, menurut jenis dan gradenya, Mengawasi dan mengendalikan pembayaran tunai dan kredit dengan administrasi yang otentik.
15. Kepala Subsie Handling, Mutu dan Kebersihan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pemasaran. Tugasnya adalah Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam penanganan, peningkatan dan penjagaan mutu ikan dalam jumlah yang tepat. Untuk itu agar melakukan koordinasi dengan sub seksi penjualan BAP dan jasa, Menyiapkan peralatan yang digunakan untuk penanganan pengepakan ikan dalam keadaan baik, bersih, dan cukup.
16. Kepala Subsie Penjualan BAP dan Jasa
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pemasaran. Tugasnya adalah Melaksanakan penjualan bahan dan alat perikanan serta jasa kepada konsumen/pembeli secara tunai dan kredit, membuat dokumen penjualan yang otentik menyetorkannya/melaporkannya kepada kasir, Menyusun anggaran belanja pada unit kerjanya dan melaksanakan secara efektif dan efisien.

Manfaat struktur fungsional dan struktur divisional
Orang-orang dikelompokkan ke dalam departemen departemen menurut kesamaan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja.
Dengan struktur fungsional, organisasi membentuk divisi-divisi semi otonom, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Masing-masing divisi mengembangkan strategi tingkat unit bisnis dan memiliki fungsi produksi, pemasaran, akuntansi dan fungsi lainnya. Manajer fungsi melapor pada manajer divisi yang kemudian melapor pada manajer korporat. Pembagian divisi pada umumnya dilakukan atas dasar produk, geografis, dan pasar/pelanggan.
Struktur fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Individu yang memiliki keahlian yang sama dikelompokkan bersama. Struktur fungsional terdiri dari fungsi-fungsi utama organisasi, yaitu: produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia/SDM.

Manfaat Struktur Divisional :
a.    Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
b.    Memperhatikan kebutuhan konsumen
c.    Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
d.    Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
e.    Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
f.    Pengembangan keterampilan manajemen umum
Potensi keuntungan struktur divisi:
  • Lebih banyak fleksibilitas dalam menanggapi perubahan lingkungan
  • Peningkatan koordinasi
  • Poin tanggung jawabnya jelas
  • Keahlian berfokus pada pelanggan tertentu, produk, dan wilayah
  • Banyak kemudahan dalam restrukturisasi.
Potensi kerugian struktur divisi:
  • Duplikasi sumber daya dan upaya di seluruh divisi
  • Persaingan dan koordinasi yang buruk bisa terjadi antar divisi
  • Penekanannya hanya pada tujuan dan biaya devisi tersebut.
Kerugian dari struktur fungsional dan struktur divisional
Kerugian Struktur Fungsional :
Ø  Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
Ø  Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
Ø  Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
Ø  Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
Ø  Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
Ø  Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan

Struktur Divisional
   Menggunakan sumberdaya kurang efisien
   Supervisi lebih sulit dilakukan,
   Mengutamakan tujuan divisi daripada tujuan keseluruhan,
   Memicu persaingan yang tidak sehat untuk memperebutkan sumberdaya perusahaan,
   Ada potensi kebijakan yang tidak konsisten antaradivisi,
   Peningkatan biaya karena duplikasi fungsi,
   Sulit untuk memelihara citra perusahaan secara keseluruhan.

B.  Actuating dalam manajemen
Pengertian actuating dalam manajemen
Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.” Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar.
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan penggerakan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
a. merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
c. tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak,
d. tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
e. hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis

Pentingnya actuating dalam manajemen
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan penggerakan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

Prinsip actuating dalam manajemen
PRINSIP-PRINSIP PENGARAKAN
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Cara-cara pengarahan
Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di muka.

Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
1. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya.
Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.

2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.

b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.

c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata:
“apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”.
“marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang fleksibel dibandingkan dengan perintah informal.

3. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu tindakan.
Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan dibawah ini :
1.     Penentuan Masalah
2.    Penetapan Tujuan
3.    Penetapan Tugas dan sumber daya penunjang
4.    Menggerakan dan Mengarahkan
5.    Memiliki Keberhasilan SDM

Pentingnya mencapai actuating managerial yang efektif
Ada beberapa petunjuk untuk mencapai motivasi yang efisien, dalam bidang management, diantaranya:
a. Usaha agar orang-orang merasa dirinya penting
b. Usahakanlah untuk mengetahui perbedaan-perbedaan individu
c. Usahakan agar saudara menjadi pendengar yang baik
d. Hindarkan timbulnya perdebatan-perdebatan.
e. Hormatilah perasaan orang lain.
f. Gunakanlah pertanyaan/percakapan untuk mengajak orang-orang bekerja keras.
g. Janganlah berusaha untuk mendominir.
h. Ingatlah bahwa kebanyakan orang-orang adalah tamak.
i. Praktekanlah management partisipatif
j. Berikanlah perintah-perintah jelas dan lengkap
k. Gunakanlah instruksi-instruksi
l. Selenggarakan pengawasan (supervisi) yang efektif.

Sumber :
Suyanto, M. (2007) Strategic Management Global Most Admired Companies. Yogyakarta: Andi Offset
http://repository.binus.ac.id/content/A0172/A017299334.ppt