Manusia adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup tanpa orang lain. Seorang individu akan memerlukan orang lain dalam
menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan berinteraksi dengan orang
lain. Dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, individu harus
memperhatikan tuntutan dan harapan sosial terhadap perilaku yang ia lakukan di
lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Seorang individu harus membuat suatu
kesepakatan atau kompromi antara kebutuhan atau keinginan dirinya dengan tuntutan
dan harapan sosial yang ada sehingga seorang individu dapat merasakan kepuasan
dalam hidupnya, hal ini dapat dilakukan dengan cara bila seorang individu ingin
diterima dalam suatu masyarakat, maka dia harus bertingkah laku seperti yang
masyarakat lakukan di tempat tinggalnya tersebut. Dengan kata lain, individu
dituntut untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan sosialnya.
Hubungan yang terjadi di masyarakat
sekitar dapat berupa persahabatan, pertemanan, persaudaraan, bahkan permusuhan
dan bahkan pula suatu hubungan yang dapat dikatan erat yaitu “pacaran”. Pacaran
adalah suatu hubungan yang dijalani oleh kedua orang yaitu laki-laki dan
perempuan yang saling mencintai dan menyayangi. Tetapi pada masyarakat saat ini
sebuah pacaran itu tidak hanya untuk laki-laki dan perempuan saja. Banyak pada
zaman sekarang ini seseorang yang LESBI, dahulu seseorang yang lesbi itu
tertutup serta masih dapat di hitung dan lambat laun seseorang yang lesbi itu
berkeliaran dimana-mana bahkan sudah tidak dapat terhitung lagi. Orientasi
seksual seorang wanita pada umumnya adalah tertarik pada pria. Akan tetapi
banyak juga wanita yang memiliki orientasi seksual menyimpang. Wanita tersebut
bukannya tertarik pada pria melainkan tertarik kepada wanita juga. Hal ini
biasa disebut sebagai lesbi. Penyebab wanita menjadi lesbi bisa disebabkan oleh
berbagai faktor seperti disakiti atau trauma.
Lesbianisme sendiri
berasal dari kata Lesbos. Lesbos
adalah sebutan bagi sebuah pulau ditengah Lautan Egeis, yang pada zaman kuno
dihuni oleh para wanita (dalam Kartono, 1985). Homoseksualitas dikalangan
wanita disebut dengan cinta yang lesbis atau lesbianisme.
Memang, pada usia pubertas, dalam diri individu muncul predisposisi (pembawaan,
kecenderungan) biseksuil, yaitu mencintai seorang teman puteri, sekaligus
mencintai teman seorang pria.
Psikologi adalah
salah satu disiplin pertama yang melakukan studi homoseksualitas sebagai sebuah
fenomena. Sebelum dan selama sebagian besar abad ke-20, psikologi melihat
homoseksualitas sebagai model perilaku yang patologis. Sebelum tahun 1970an,
banyak penelitian psikologi menyimpulkan bahwa homoseksual merupakan perilaku
yang abnormal. Sebagian besar subyek penelitian adalah laki-laki gay dan
lesbian; subyek penelitian mayoritas diambil dari penjara, rumah sakit jiwa dan
konsultasi psikolog. Penelitian ini banyak dikritik karena sampel yang diambil
adalah subyek yang ‘tertekan’, orang-orang miskin, gaya hidup minoritas, dsb,
bukan mewakili sebuah populasi.
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar