tulisan

Sabtu, 02 November 2013

Pengorganisasian struktur manajemen dan actuating dalam manajemen


A. Pengorganisasian struktur manajemen
Pengertian struktur organisasi
        Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Jadi, Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Ada enam elemen kunci yang harus diperhatikan oleh para manajer saat mendesain struktur, yaitu :
  • Spesialisasi pekerjaan
  • Departementalisasi
  • Rantai komando
  • Rentang kendali
  • Sentralisasi dan Desentralisasi
  • Formalisasi
Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen
a. Struktur formal : struktur sosial yang diakui oleh pihak yang berwenang dengan ketetapan hukum. Misalnya koperasi, PT, CV, Struktur pemerintahan, dan sebagainya. Keunggulan struktur/bagan organisasi seperti ini biasanya meliputi aspek-aspek berikut:
  • Pembagian kerja
  • Pengawas hubungan
  • Saluran komunikasi
  • Adanya beberapa sub-unit besar dalam organisasi tersebut, serta ada
  • Tingkat manajemennya.
Kelemahan dari struktur organisasi formal adalah segala sesuatunya harus diatur sesuai dengan formalitas yang ada, dan biasanya jika organisasi berkembang semakin besar akan ada banyak hambatan birokrasi didalamnya.
b. Struktur informal : struktur sosial yang nyata ada dan berfungsi, tetapi tidak diakui oleh pihak yang berwenang. Misalnya adat-istiadat, penggunaan pola bahasa “gaul”, dan sebagainya. Adapun potensi keuntungan dari struktur informal ini diantaranya adalah:
  • Membantu orang menyelesaikan pekerjaan mereka
  • Mengatasi batas-batas struktur formal
  • Mendapatkan akses ke jaringan interpersonal
  • Dapat pelajaran informal
Sedangkan kerugiannya bisa terjadi over-laping jika anggota dalam organisasi tersebut tidak bisa menempatkan tugas semestinya atau tanggungjawabnya, seperti:
  • Kemungkinan bekerja melawan kepentingan terbaik dari seluruh organisasi.
  • Kerentanan terhadap rumor/issue
  • Adanya kemungkinan untuk membawa informasi yang kurang akurat
  • Susah jika nantinya diajak untuk berubah
  • Akan ada banyak pengalihan upaya kerja dari tujuan yang penting
  • Merasa keterasingan jika ada orang luar yang masuk dalam organisasi tersebut.
Contoh struktur organisasi dari suatu perusahaan
untitled

Berikut adalah penjelasan dari bagan diatas:
1.  Presiden Direktur
Dalam sebuah perusahaan, Presiden Direktur adalah pemilik dan pemimpin utama suatu perusahaan.
2.   Direktur
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Presiden Direktur dan membawahi Wakil Direktur, Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan, Serta Kasir Pemasaran. Tugas Direktur adalah Mengelola dan mengoprasikan kekayaan/asset perusahaan sesua dengan kebjakan yang telah digariskan oleh Presiden Direktur, Merumuskan kebijakan opersional perusahan berdasarkan kebijakan umum yang telah digariskan oleh Presiden Direktur, Mengendalikan seluruh sumberdaya manusia dan perangkat organisasi dalam upaya tercapanya pelayanan umum yang efisien, dan melaksanakan koordinasi sebaik-baiknya dengan instalansi pemerintahan dan swasta terkait.
3.   Wakil Direktur
Dalam sebuah perusahaan dia betanggung jawab kepada Direktur. Tugasnya adalah Membantu direktur dalam pembinaan disiplin pegawai, Memimpin mobilisasi pegawai dalam pelaksanaan kegiatan umum yang menyangkut kebersihan, kerapian areal dan perawatan/ perbaikan instalasi usaha, Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya dan diatas perintah atasan.
4.   Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Direktur. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan membawahi Kepala Sub Bagian Akunting, Kepala Sub Bagian Personalia, serta Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan. Tugasnya adalah Mengkordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan verifikasi data/lainya  menyangkut keuangan dan anggaran laporan operasional dar bidang lainnya yang menyangkut keuangan dan anggaran, Mengkoordinasikan pelaksanaan program kepegawaian, mengembangkan mutu dan keterampilan pegawai sesua dengan kebijakan yang telah ditetapkan
5.   Kepala Sub Bagian Akunting
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah Melaksanakan pencatatan/pembukaan secara lengkap atas segala transaksi yang mempengaruhi harta dan kewajiban perusahaan secara sistematis dan sesuai dengan manual akuntansi yang telah ditetapkan, dan Memeriksa kelengkapan dan sahnya pembuatan bukti penerimaan dan pengeluaran kas berikut lampiranya.
6.   Kasir
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Bagan Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah Melaksanakan penerimaan, penyimpangan dan pengeluaran yang sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah digariskan, Menyetor seluruh hasil tagihan secara lengkap kepada bank dan perusahaan sesuai dengan ketentuan, mengatur  dan menyimpan penyediaan kas untuk keperluan kegiatan sehari-hari.
7.   Kepala Sub Bagian Personalia
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, menghimpun dan menyimpan data pegawai,  Memonitor kehadiran pegawai dengan membuat daftar hadir, kegiatan dinas luar, . Menyiapkan bahan berupa data dan konduite pegawai dalam rangka pengusulan pengangkatan, mutasi dan pemberhentian pegawai, Menghitung, menyusun dan memeriksa kebenaran atas daftar gaji/upah lembur dan pembayaran jenis lainnya untuk disetujui atasan.
8.   Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah Mengatur dan mengawasi penggunaan peralatan kerja, melaksanakan pemeliharaan dan perawatan secara rutin dan berkesinambungan, Mengatur dan mengendalikan penggunaan kendaraan operasional untuk kepentingan perusahaan, menyusun program pemeliharaan/perawatan kendaraan secara berkesinambungan agar kondisi selalu siap dipakai, Menyiapkan keperluan rapat-rapat atau acara lainnya yang diperlukan  bagi kepentingan perusahaan.
9.   Kepala Seksi Produksi
Dalam sebuah perusahan dia bertanggung jawab kepada Direktur dan membawahi Kepala Subsie Penangkapan Ikan, Kepala Sub Teknik. Tugasnya adalah Mengkoordinasikan penyusunan rencana operasional dan program pemeliharaan/perawatan, pembangunan/investasi sarana dan prasarana yang berada di perusahaan, Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasional dan perawatan
kapal agar senantiasa siap pakai dan berjalan lancar, Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perbaikan dan perawatan sarana dan prasarana agar tetap optimal dalam mendukung kegiatan operasional usaha.
10. Kepala Subsie Penangkapan Ikan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Produksi. Tugasnya adalah Membuat jadwal keberangkatan kapal penangkapan ikan, Membuat jadwal keberangkatan kapal penangkapan ikan, Menyiapkan pembekalan bahan dan alat perikanan (BAP) untuk kapal yang akan dioperasionalkan.
11. Kepala Subsi Teknik
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Subsi Teknik. Tugasnya adalah Mengatur penempatan kapal-kapal di dermaga/jetty dan melakukan perbaikan dan pemeliharaan instalansinya, Melaksanakan perbaikan dan perawatan jalan dan area, Menyiapkan pemakaian dan perawatan instalansi listrik, air dan komunikasi
yang efektif dan efisien.
12. Kepala Seksi Pemasaran
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Direktur dan membawahi Kepala Seksi Pemasaran, Kasub Seksi Penjualan Ikan Lokal dan Eksport, . Kasub Seksi Handling Mutu dan Kebersihan, Kasub Seksi Penjualan BAP dan Jasa. Tugasnya adalah Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan pelaksanaan pemasaran ikan, BAP dan jasa secara cermat sehingga memberikan nilai yang lebih besar kepada perusahaan, Mengkoordinasi dan mengendalikan unit kerja secara baik sehingga unitunit pada jajaran pemasaran  berada pada kondisi siap tugas dan kompak.
13. Ka Subsie Sorfasi, Garding dan Penimbangan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pemasaran. Tugasnya adalah Menghunjuk,  mengawasi dan memberi petugas sortasi, grading dan penimbangan dalam jumlah dan tingkat keterampilan yang tepat, Membuat sistem, alat dan bahan yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan tugas, Mengawasi aliran ikan dari mulai sortasi, grading sampai pada proses penjualan.
14. Kasub Seksi Penjualan Ikan Lokal dan Ekspor
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Sub Pemasaran. Tugasnya adalah Melakukan monitoring harga ikan di Gabion, Medan, Malaysia serta tempat lain yang dinilai mempengaruhi pasar di Gabion, Menetapkan strategi penjualan ikan, penetapan kuota eksport/import penetapan tunai dan kredit bagi pembeli, Menetapkan harga penjualan ikan, menurut jenis dan gradenya, Mengawasi dan mengendalikan pembayaran tunai dan kredit dengan administrasi yang otentik.
15. Kepala Subsie Handling, Mutu dan Kebersihan
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pemasaran. Tugasnya adalah Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam penanganan, peningkatan dan penjagaan mutu ikan dalam jumlah yang tepat. Untuk itu agar melakukan koordinasi dengan sub seksi penjualan BAP dan jasa, Menyiapkan peralatan yang digunakan untuk penanganan pengepakan ikan dalam keadaan baik, bersih, dan cukup.
16. Kepala Subsie Penjualan BAP dan Jasa
Dalam sebuah perusahaan dia bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pemasaran. Tugasnya adalah Melaksanakan penjualan bahan dan alat perikanan serta jasa kepada konsumen/pembeli secara tunai dan kredit, membuat dokumen penjualan yang otentik menyetorkannya/melaporkannya kepada kasir, Menyusun anggaran belanja pada unit kerjanya dan melaksanakan secara efektif dan efisien.

Manfaat struktur fungsional dan struktur divisional
Orang-orang dikelompokkan ke dalam departemen departemen menurut kesamaan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja.
Dengan struktur fungsional, organisasi membentuk divisi-divisi semi otonom, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Masing-masing divisi mengembangkan strategi tingkat unit bisnis dan memiliki fungsi produksi, pemasaran, akuntansi dan fungsi lainnya. Manajer fungsi melapor pada manajer divisi yang kemudian melapor pada manajer korporat. Pembagian divisi pada umumnya dilakukan atas dasar produk, geografis, dan pasar/pelanggan.
Struktur fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Individu yang memiliki keahlian yang sama dikelompokkan bersama. Struktur fungsional terdiri dari fungsi-fungsi utama organisasi, yaitu: produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia/SDM.

Manfaat Struktur Divisional :
a.    Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
b.    Memperhatikan kebutuhan konsumen
c.    Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
d.    Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
e.    Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
f.    Pengembangan keterampilan manajemen umum
Potensi keuntungan struktur divisi:
  • Lebih banyak fleksibilitas dalam menanggapi perubahan lingkungan
  • Peningkatan koordinasi
  • Poin tanggung jawabnya jelas
  • Keahlian berfokus pada pelanggan tertentu, produk, dan wilayah
  • Banyak kemudahan dalam restrukturisasi.
Potensi kerugian struktur divisi:
  • Duplikasi sumber daya dan upaya di seluruh divisi
  • Persaingan dan koordinasi yang buruk bisa terjadi antar divisi
  • Penekanannya hanya pada tujuan dan biaya devisi tersebut.
Kerugian dari struktur fungsional dan struktur divisional
Kerugian Struktur Fungsional :
Ø  Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
Ø  Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
Ø  Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
Ø  Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
Ø  Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
Ø  Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan

Struktur Divisional
   Menggunakan sumberdaya kurang efisien
   Supervisi lebih sulit dilakukan,
   Mengutamakan tujuan divisi daripada tujuan keseluruhan,
   Memicu persaingan yang tidak sehat untuk memperebutkan sumberdaya perusahaan,
   Ada potensi kebijakan yang tidak konsisten antaradivisi,
   Peningkatan biaya karena duplikasi fungsi,
   Sulit untuk memelihara citra perusahaan secara keseluruhan.

B.  Actuating dalam manajemen
Pengertian actuating dalam manajemen
Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.” Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar.
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan penggerakan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
a. merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
c. tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak,
d. tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
e. hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis

Pentingnya actuating dalam manajemen
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan penggerakan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

Prinsip actuating dalam manajemen
PRINSIP-PRINSIP PENGARAKAN
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Cara-cara pengarahan
Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di muka.

Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
1. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya.
Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.

2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.

b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.

c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata:
“apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”.
“marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang fleksibel dibandingkan dengan perintah informal.

3. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu tindakan.
Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan dibawah ini :
1.     Penentuan Masalah
2.    Penetapan Tujuan
3.    Penetapan Tugas dan sumber daya penunjang
4.    Menggerakan dan Mengarahkan
5.    Memiliki Keberhasilan SDM

Pentingnya mencapai actuating managerial yang efektif
Ada beberapa petunjuk untuk mencapai motivasi yang efisien, dalam bidang management, diantaranya:
a. Usaha agar orang-orang merasa dirinya penting
b. Usahakanlah untuk mengetahui perbedaan-perbedaan individu
c. Usahakan agar saudara menjadi pendengar yang baik
d. Hindarkan timbulnya perdebatan-perdebatan.
e. Hormatilah perasaan orang lain.
f. Gunakanlah pertanyaan/percakapan untuk mengajak orang-orang bekerja keras.
g. Janganlah berusaha untuk mendominir.
h. Ingatlah bahwa kebanyakan orang-orang adalah tamak.
i. Praktekanlah management partisipatif
j. Berikanlah perintah-perintah jelas dan lengkap
k. Gunakanlah instruksi-instruksi
l. Selenggarakan pengawasan (supervisi) yang efektif.

Sumber :
Suyanto, M. (2007) Strategic Management Global Most Admired Companies. Yogyakarta: Andi Offset
http://repository.binus.ac.id/content/A0172/A017299334.ppt