tulisan

Minggu, 11 Maret 2012

ILMU PENGETAHUAN ALAM, METODE ILMIAH, DAN PERKEMBANGANNYA

Nama : Amy Prihartini
Kelas  : 1PA09
NPM  : 10511680



A.   Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains berasal dari  bahasa Latin yaitu Scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata Science yang berarti “pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi sosial science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai : systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction (yang diartikan bahwa IPA didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dab didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi).


IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Defini ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasipenalaran aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Pengertian IPA menurut Trowbridge and Bybee (1990) sains atau IPA merupakan representasi dari hubungan dinamis yang mencangkup tiga factor utama yaitu : The extant body of sicientific knowledge, the values of science and the methods and processes of science, yang artinya sains merupakan produk, dan proses serta mengandung nilai-nilai. Oleh karena itu IPA juga harus di pandang sebagai cara berfikir untuk memahami alam, sebagai cara untuk melakukan penyelidikan dan sebagai kumpulan pengetahuan.


Kerangka berfikir IPA adalah bahwa :

1.      Di alam ada pola yang konsisten dan berlaku universal

2.      Suatu pengetahuan untuk menjelaskan fenomena

3.      Selalu berubah dan bukan kebenaran akhir

4.      Bersifat terbatas, tidak bisa menentukan mana yang baik atau buruk
 

B.   Metode ilmiah sebagai Dasar IPA

Manusia sebagai makhluk hidup diberi akal budi oleh Tuhan, dengan akal budi manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu berkembang dan tak pernah ada puasnya. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan tanpa batas menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan yang diperoleh akhirnya tidak terbatas pada obyek-obyek yang dapat diamati dengan panca indera saja, tetapu juga masalah lain yang berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidaknya, dan sebagainya. Manusia melalui panca indera yang manusia miliki dapat menerima rangsangan dan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk gejala di alam semesta ini. Tanggapan gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa alam merupakan suatu pengalaman. Pengalaman tersebut dari zaman ke zaman akan terakumulasi, karena manisia mempunyai rasa ingin tahuterhadap segalanya di alam semesta ini. Perkembangan pengetahuan lebih diperlancar lagi dengan adanya tukar menukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman manusia yang satu dengan yang lain sehingga akumulasi pengetahuan berlangsung cepat.


C.   Operasional Metode Ilmiah

Ilmu alamiah adalah kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Maksudnya adalah kegiatan manusia yang tiada henti dari hasil percobaan yang akan menghasilkan konsep. Tujuan ilmu alamiah menurut para ahli adalah mencari kebenaran tentang objeknya, dan kebenaran itu bersifat relative. Metode ilmiah menggabungkan cara berfikir deduktif dan induktif. Cara berfikir deduktif adalah cara berfikir dimana penarikan kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum, dan cara berfikir deduktif terkait dengan pengetahuan rasionalisme. Cara berfikir induktif adalah cara berfikir yang menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari pernyataan khusus. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan penyataan-pernyataan khusus.



Langkah-langkah metode ilmiah :

1.      Perumusan masalah
Yang dimaksud masalah itu adalah suatu pernyataan yang di awali dengan bertanya tentang suatu obyek yang diteliti dan masalah ini harus jelas.

2.      Penyusunan hipotesis
Yaitu jawaban sementara materinya merupakan kesimpulan dari kerangka yang dikembangkan.


3.      Pengujian hipotesis
Yaitu pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakan fakta-fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.


4.      Penarikan kesimpulan
Yaitu didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung hipotesis tersebut.


D..   Perkembangan IPA

Awal IPA dimulai pada saat manusia memperlihatkan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajari. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Dengan peningkatan daya pikirnya, manusia akhirnya dapat melakukan eksperimen maka lahirlah IPA sebagai ilmu yang mantap. Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman kuno sampai pertengahan sudah banyak tetapi belum tersusun secara sistematis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Kesimpulan yang didapat, biasanya masih diwarnai oleh cara berpikir ahli filsafat, agama, atau mistik. Setelah ditemukannya alat-alat yang makin sempurna maka dikembangkanlah metode eksperimen. Setelah dikembangkannya metode eksperimen ini pengetahuan berkembang dengan pesat.



Perkembangan ilmu pengetahuan dimulai tanpa pembedaan. Dilanjutkan menjadi IPA, IPS dan Budaya. Perkembangan yang semakin pesat menyebabkan IPA diklasifikasikan menjadi berbagai disiplin ilmu, dilanjutkan dengan sub-disiplin ilmu dan diteruskam menjadi bagian yang sangat fokus. Sejalan dengan itu juga muncul ilmu multidisiplin baru sebagai lanjutan dari munculnya fenomena baru yang tidak mungkin ditelaah hanya dari satu disiplin ilmu saja.

Sumber : UPT MKU
Pengarang : Dr.Betty Zelda Siahaan, M.M dan kawan-kawan

1 komentar: